PURBALINGGA INFONEWS TERKINI -
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nomor 12 Tahun 2024, tentang Kurikulum Merdeka diterapkan sebagai dasar dan struktur kurikulum di seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
Salah satu program unggulannya adalah Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dan program tersebut memiliki tujuan membentuk karakter dan disiplin siswa melalui kegiatan berbasis proyek.
Namun pada faktanya, implementasi program tersebut di SMPN 5 Mrebet Purbalingga justru menimbulkan polemik. hal tersebut pihak sekolah dalam mengadakan kegiatan program P5 berupa study tour ke luar kota yaitu ke wilayah Bandung Jawabarat pada (17-18/2/2025), dan lokasi wisata yang dituju pada kegiatan tersebut dengan tujuan Angklung Mang Udjo, Masjid Al Jabbar, dan Jatinangor.
Kegiatan ini diikuti oleh 136 siswa dan 12 pendamping dari pihak sekolah, kegiatan tersebut diduga di fasilitasi oleh agen biro perjalanan CV. Krisna Cipta Wisata
Menurut sumber informasi yang didapat oleh awak media bahwa, setiap siswa diwajibkan membayar Rp 745.000 untuk mengikuti kegiatan ini, yang mencakup transportasi menggunakan tiga unit bus.
Seorang wali murid kelas VIII, yang enggan disebutkan namanya saat wawancarai wartawan mengungkapkan, "bahwa dalam acara ini selain biaya outing class, "masih ada lagi pungutan tambahan yang dibebankan oleh peserta berupa infak sebesar Rp 400.000,-hingga Rp 500.000,- untuk perbaikan bangku sekolah dan mushola.
Kepala SMPN 5 Mrebet, Kusnandar,Jumat (14/02/2025). mengklaim bahwa kegiatan ini sudah disepakati oleh Korlas (Koordinator Kelas), dan Komite Sekolah,serta pihak sekolah. "Ini atas kesepakatan antara Korlas, Komite Sekolah, dan pihak sekolah. "Alhamdulillah, mereka sangat mendukung demi membangun karakter dan mental siswa, "ujar Kusnandar.
Sukamto, perwakilan sekolah,saat ditemui wartawan menegaskan bahwa dana kegiatan ini sepenuhnya berasal dari orang tua siswa.Namun, beberapa orang tua merasa terbebani.
"terang Sukamto,
Selanjutnya beberapa wali murid kelas 8D, Dt (45 tahun), saat dikonfirmasi kepada wartawan mengungkapkan, Pihaknya dalam hal ini sangat keberatan, "karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan.Rp 745.000 dan juga ditambah pungutan infak yang sangat memberatkan. "tapi saya tetap berusaha agar anak saya bisa ikut supaya tidak merasa malu dengan teman-temannya. "dalam hal ini saya berharap agar pihak sekolah dapat mengakomodasi siswa yang tidak mampu agar mereka tidak minder," ungkapnya.
Iin (salah satu siswa) yang tidak mengikuti kegiatan ini, saat di konfirmasi wartawan mengatakan bahwa, "keluarganya memilih mengalihkan dana tersebut untuk membayar kontrakan kakaknya.karena kami memang bukan golongan orang mampu. "jelas Iin kepada wartawan.
Hingga berita ini diterbitkan ,awak media belum mendapatkan konfirmasi dari dinas pendidikan Purbalingga dan hingga saat ini kegiatan outing class masih terus berlangsung.
Red : Innews INFONEWS 871 &tim
Komentar
Belum ada komentar !