Kota semarang-infonews871.com-
Pemerintah Kota Semarang, bersama akademisi dan masyarakat, berkomitmen menangani masalah stunting dengan program kolaboratif untuk mendukung tumbuh kembang anak di Kota Semarang. Foto : Humas Kota
Semarang, 2 Februari 2025 – Pemerintah Kota Semarang terus memperkuat komitmennya dalam upaya pencegahan stunting melalui berbagai program kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi dan masyarakat. Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, yang akrab disapa Mbak Ita, menegaskan bahwa sinergi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan tumbuh kembang anak yang optimal, terutama dalam menghadapi tantangan untuk mempersiapkan generasi emas 2045.
Pada Sabtu (1/2), Mbak Ita menghadiri kegiatan Week Care: Uji Coba Makan Bersama Balita untuk Pencegahan Stunting di Balai Kelurahan Mijen. Dalam acara ini, dirinya mengungkapkan rasa apresiasinya terhadap inisiatif yang digagas oleh tokoh masyarakat Mahmud Nurwindu serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro (Undip). Menurutnya, Kelurahan Mijen memiliki peran strategis dalam ketahanan pangan Kota Semarang.
“Saya sangat mengapresiasi inisiatif yang luar biasa dari Pak Mahmud Nurwindu dan LPPM Undip. Mijen memiliki peran strategis sebagai penyangga ketahanan pangan Kota Semarang. Tentu kegiatan ini bukan sekadar makan bersama, tetapi menjadi langkah penting untuk memastikan tumbuh kembang anak yang optimal,” ujar Mbak Ita saat kegiatan tersebut.
Mbak Ita juga menegaskan komitmen Pemkot Semarang dalam mendukung program tersebut. Dirinya berharap agar kegiatan ini dapat dilakukan lebih sering dan lebih luas lagi, agar lebih banyak anak yang mendapatkan manfaat dari program ini. “Kami akan mendukung agar program ini ke depannya dapat berlangsung hingga tiga kali seminggu. Dengan melibatkan lebih banyak pihak, termasuk Rumah Sakit Mijen yang memiliki spesialisasi dalam penanganan stunting, saya yakin program ini bisa memberi dampak lebih luas,” tambahnya.
Kegiatan tersebut melibatkan ibu-ibu hamil dan ibu balita yang mendapatkan edukasi tentang makanan bergizi, cara memasak yang sehat, serta pentingnya gizi dalam perkembangan anak. Sebanyak 20 balita hadir dalam acara makan bersama yang bertujuan untuk mempraktekkan langsung konsumsi makanan sehat dan bergizi.
Upaya Kolaboratif untuk Pencegahan Stunting
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Mahmud Nurwindu selaku tokoh masyarakat, FKK, PKK, Posyandu, serta akademisi dari LPPM Universitas Diponegoro. Dalam sambutannya, Mahmud menekankan pentingnya pencegahan stunting sebagai langkah awal yang harus dilakukan agar jumlah kasus stunting dapat dikurangi.
“Pada dasarnya, untuk mengentaskan stunting, kita harus fokus pada pencegahan. Maka, kegiatan hari ini kita melibatkan ibu hamil, ahli gizi dari LPPM Undip, dan ibu-ibu yang memiliki anak balita. Kami mensosialisasikan bagaimana makanan bergizi dibuat, cara memasaknya, lalu memberikan hasilnya kepada anak-anak. Dari pengamatan awal, terlihat anak-anak lebih bersemangat makan,” jelas Mahmud.
Ia juga mengungkapkan bahwa program ini akan terus dievaluasi dan berpotensi untuk diperluas menjadi kegiatan yang diadakan tiga kali seminggu di tingkat kecamatan. Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Mijen juga diharapkan bisa terlibat lebih dalam untuk mendukung program ini.
Dukungan Akademisi dan LPPM Undip
Dukungan juga datang dari akademisi Universitas Diponegoro (Undip). Prof. Suherman, Ketua LPPM Undip, menyampaikan bahwa program ini sangat relevan dengan misi Undip dalam mendukung ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan di masyarakat.
“Stunting sangat relevan dengan apa yang sudah dilakukan Pak Mahmud. Kami dari LPPM Undip mendukung penuh kolaborasi ini sebagai bagian dari upaya memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” ujar Prof. Suherman.
Harapan Pemkot Semarang untuk Masa Depan
Pemkot Semarang berharap program ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya pencegahan stunting yang komprehensif. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan akademisi, diharapkan langkah ini dapat membawa dampak positif bagi kesejahteraan anak-anak di Kota Semarang.
Pencegahan stunting memang menjadi prioritas utama pemerintah kota dalam rangka mempersiapkan generasi emas Indonesia di masa depan. Stunting, yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada anak-anak, dapat memengaruhi perkembangan fisik dan mental mereka, serta berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa depan. Oleh karena itu, upaya untuk menangani stunting harus dilakukan secara terintegrasi dan melibatkan berbagai pihak.
Dengan adanya kolaborasi antara Pemkot Semarang, akademisi, masyarakat, dan pihak-pihak terkait lainnya, diharapkan program ini dapat berjalan dengan maksimal dan membantu menurunkan angka stunting di Kota Semarang. Upaya ini juga menunjukkan bahwa bersama-sama kita bisa mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang. (Herman)
Komentar
Belum ada komentar !