Pakar Keistimewaan Yogyakarta Akhir Tahun 2025 Luncurkan 4 Buku

Yogyakarta-Infonews871.com-

Menutup tahun 2025, Pakar Keistimewaan Yogya Dr. Haryadi Baskoro meluncurkan 4 buku barunya tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Buku-buku itu ditulis untuk mengaktualisasikan sejarah DIY, mengedukasi kebudayaan Yogya yang Istimewa, dan menyediakan bahan ajar tentang Keistimewaan DIY bagi generasi muda. Buku-buku itu juga merupakan wujud apresiasi untuk kepemimpinan Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan X yang telah membangun DIY sejak Yogya bergabung dengan Republik Indonesia sampai sekarang.

Buku pertama berjudul Perkabungan Bersejarah di Bumi Mataram diterbitkan Penerbit Graha Ilmu. Dalam buku ini Haryadi Baskoro membangkitkan ingatan kolektif bangsa tentang kepemimpinan salah seorang founding father yang juga Raja Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono IX (1912-1988). Wafat di Washington DC, jenazahnya dipulangkan dengan pesawat kepresidenan AS Air Force 2. Momentum pemakamannya membangkitkan semangat  nasionalisme dan kearifan lokal yang diakui dunia.

Buku kedua berjudul Langkahi Dulu Mayat Saya! diterbitkan Penerbit Histokultura. Judul itu diinspirasi oleh ucapan Sultan HB IX saat menolak kehadiran Jenderal Meyer yang membujuknya supaya memihak kepada Penjajah: Over mijn lijk heen! Buku ini merupakan bunga rampai renungan-renungan tentang sejarah dan budaya Yogyakarta yang membangkitkan patriotisme dan nasionalisme.

Buku ketiga ditulis bersama oleh Dr. Haryadi Baskoro dan Livy Laurens, MACE, MA berjudul Bekal Ilmu Putera-Puteri Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta diterbitkan Penerbit Histokultura. Buku ini didisain khusus untuk menjadi bahan ajar bagi jejaring Putera-Puteri Keistimewaan DIY yang didirikan oleh tokoh gerakan pemuda Rony Arya. Namun buku ini juga menjadi wacana umum bagi generasi muda yang hendak belajar tentang Keistimewaan DIY.

Buku keempat juga ditulis bersama oleh Dr. Haryadi Baskoro dan Livy Laurens, MACE, MA berjudul Brain, Beauty, Behavior Berbasis Kearifan Jogja diterbitkan Penerbit Histokultura. Secara khusus buku ini merupakan bahan ajar bagi para peserta dan alumni kontes kecantikan (pageant) Miss Bantul yang didirikan Bayu Kuntani sejak 2015. Namun buku ini juga menjadi wacana umum karena membahas standar atau kualifikasi kontes kecantikan dari sudut pandang kebudayaan Yogyakarta. 

Penulis: Herman

Foto: Istimewa