Kabik Institute Dapat Apresiasi Tokoh Yogyakarta, Dorong Sinergi Pendidikan Kearifan Lokal Dayak

IMG-20250724-WA0008.jpg

Yogyakarta, Infonews871,com-

Dukungan dan apresiasi mengalir kepada Kabik Institute, lembaga pemikiran (think tank) yang dipimpin oleh Kabik Amaz Jashika, anggota DPRD Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Bertempat di Ruang Tamu Jogja Istimewa—yang sekaligus menjadi basecamp Kabik Institute di Yogyakarta—sejumlah tokoh masyarakat dan akademisi terkemuka hadir menyatakan komitmen kolaboratif dalam memajukan pendidikan dan kebudayaan, khususnya terkait kearifan lokal Dayak.

 

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, yang membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kabik Institute pada 11 Juli 2025, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya Yogyakarta sebagai pusat dialog lintas budaya.

 

> “Kami di Yogyakarta selalu membuka ruang untuk diskusi dan kolaborasi yang membangun, apalagi yang berkaitan dengan kearifan lokal. Apa yang dilakukan Kabik Institute ini sejalan dengan semangat Yogyakarta untuk menjadi simpul kebudayaan nasional,” ujar Wawan Harmawan.

 

FGD tersebut menghadirkan para pakar dan praktisi dari berbagai bidang, antara lain:

 

Prof. Dr. Djagal Wiseso Marseno (Guru Besar UGM),

 

Prof. Dr. Triyono Bramantyo (Guru Besar ISI Yogyakarta),

 

Surya Wijaya, SE, SH (Advokat),

 

Dr. Basilica Dyah Putranti (Peneliti Pusat Studi Kependudukan UGM),

 

Nindi Kusuma, ST (Direktur Ylabs).

 

Menyusul kegiatan tersebut, sejumlah tokoh masyarakat Yogyakarta hadir secara khusus menyampaikan apresiasi secara langsung kepada Kabik Institute. Mereka di antaranya:

 

Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, Ketua Dewan Pendidikan Provinsi DIY,

 

Dr. Octo Lampito, anggota Dewan Kehormatan PERADI Yogyakarta,

 

Bakti Andriyono, S.Si., MM., M.Si, Dirtahti Polda DIY,

 

Suharmanto, Pembina Yayasan Kiwari dan Pondok Pesantren Kolosebo,

 

Franziska Fannert, MA, seniwati asal Jerman yang aktif di Museum Antroposen Yogyakarta.

 

Para tokoh tersebut disambut oleh Dr. Haryadi Baskoro dan Pulung W. Pinto, SH, yang mewakili Kabik Institute.

 

Dalam pertemuan tersebut, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa menyampaikan harapannya agar Kabik Institute dapat menjadi pelopor pendidikan berbasis kearifan lokal di Kalimantan.

 

> “Kami di Dewan Pendidikan DIY telah mengembangkan Pendidikan Khas Kejogjaan (PKJ) untuk memperkenalkan nilai budaya lokal kepada generasi muda. Saya berharap Kabik Institute dapat mengembangkan Pendidikan Khas Kedayakan atau kearifan Dayak yang setara, dan kami siap bersinergi untuk itu,” ujarnya penuh semangat.

 

Kabik Amaz Jashika menyampaikan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak dan menyatakan bahwa Kabik Institute siap menjadi jembatan antara Yogyakarta dan Kalimantan Tengah dalam pembangunan berbasis budaya dan pendidikan.

 

> “Kami percaya bahwa kekayaan budaya lokal adalah fondasi kemajuan bangsa. Sinergi lintas daerah seperti ini akan memperkuat integrasi kebangsaan dan keberagaman Indonesia,” pungkasnya.

 

Kabik Institute, melalui FGD dan forum-forum selanjutnya, berkomitmen untuk terus menjadi ruang kolaborasi antar-cendekiawan, praktisi, serta pemangku kepentingan dalam memajukan pembangunan berbasis ilmu, budaya, dan kebijakan yang berkeadaban.

(Hermàn)

Tags:
Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !