- Oleh Infonews871
- 29, Nov 2025
Diduga Tergiur Dana Fantastis 49 Juta Euro, Oknum Kepala Cabang Lepas Tangan, Akhirnya Dipolisikan
PURBALINGGA - INFONEWS TERKINI
Laporan dugaan tindak pidana penipuan yang diajukan seorang warga Purwokerto ke Polres Purbalingga kini memasuki babak baru,untuk menjaga keberimbangan pemberitaan, saat awak media melakukan penelusuran lapangan dan meminta keterangan dari sejumlah pihak, termasuk terduga terlapor OK.
Awal mula tawaran pencairan dana di Singapura,
Saat ditemui wartawan OK menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari tawaran pencairan dana di sebuah Bank di Singapura, yang disampaikan oleh seseorang berinisial Ol.selanjutbya Ol kemudian memperkenalkannya kepada TF, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Cabang BSI Purbalingga.
“Awalnya saya ditawari pencairan dana di Singapura dengan biaya sekitar Rp 4 miliar. Karena tidak ada investor yang mau menanggung biaya itu, rencana tersebut batal,” ujar OK kepada wartawan.
Skema Baru: Digital Money Senilai 49 Juta Euro.
Beberapa waktu kemudian, TF kembali membawa tawaran yang jauh lebih besar: pencairan ‘dana digital money’ dari Deutsche Bank Jerman dengan nilai mencapai 49 juta euro. Untuk memprosesnya, dan OK diminta menyediakan biaya operasional sebesar Rp 650 juta.
“Saya tertarik dan sepakat diperkenalkan dengan rekan TF, yaitu Ir dan Nk. "Kami bertiga lalu berangkat ke Jakarta untuk bertemu mereka,” ungkapnya.
Setelah pertemuan di Jakarta, rombongan dibawa ke Bandung untuk melanjutkan pembahasan di sebuah vila. "Di tempat itulah OK mengklaim baru mengetahui bahwa dirinya hanya akan menerima komisi 15 persen, dan itu pun mesti dibagi tiga.
“Karena percaya pada mereka dan pada TF, saya akhirnya mengirim dana lewat BSI melalui arahan TF. dan proses Transfer dilakukan lewat telepon, dari rekening BSI saya ke rekening PT. "Setelah pulang, barulah saya diminta tanda tangan,” jelasnya.
Keterangan Ol: “Semua sudah disiapkan TF”
Ol membenarkan bahwa ia mengenal OK dan TF, serta mengakui menyampaikan informasi awal mengenai program digital money tersebut.
“Saya mendapat informasi dari TF, lalu saya sampaikan ke OK. Setelah itu mereka langsung komunikasi intens,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa TF diduga mempersiapkan seluruh kebutuhan teknis, termasuk pembukaan rekening baru untuk OK.
“OK itu bukan nasabah BSI, tapi dibuatkan rekening BSI agar kalau nantinya cair, dana bisa langsung masuk ke rekening BSI OK. Bahkan dibuatkan grup komunikasi. TF juga menjadi tergugat 3 dalam perkara perdata,” tambahnya.
Versi yang berbeda dari TF: “Saya hanya mengenalkan”
Sementara itu, TF memberikan keterangan yang berbeda. Ia membenarkan adanya hubungan dengan para pihak, namun menegaskan keterlibatannya hanya sebatas mengenalkan.
“Saya kenal OK dari Ol. Saya mengenal Bu Ir dan Pak NK karena saya punya target tabungan. Tapi karena tidak ada nasabah dan tidak terjadi apa-apa, ya sudah, clear,” ujarnya.
TF juga menyangkal memfasilitasi atau mengarahkan proses transfer dana.
“Ol bilang OK butuh modal, ya saya kenalkan saja. Selebihnya mereka komunikasi sendiri. Saya hanya mencari peluang untuk BSI. Dan yang transfer itu dia sendiri lewat mobile banking, bukan saya,” tegasnya
Kasus Terus Bergulir
Tim awak media berkomitmen akan terus mengawal perkembangan perkara ini secara profesional. dan dalam waktu dekat, pihak dari tim salah satu media akan melakukan konfirmasi resmi ke Kanwil BSI untuk memperoleh tanggapan kelembagaan terkait dugaan keterlibatan oknum kepala cabang.
Hingga berita ini diterbitkan kasus ini akan terus dikawal beberapa tim awak media hingga sampai tuntas.
Red. Madya
Belum ada komentar.