
Yogyakarta,infonews871.com—
Di ten

gah era globalisasi dan konektivitas tinggi, pariwisata tidak lagi sekadar menjadi aktivitas rekreatif. Lebih dari itu, ia telah berkembang menjadi sarana diplomasi budaya, pemberdayaan ekonomi lokal, serta penguatan identitas daerah. Melihat peluang ini, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kini menetapkan langkah strategis untuk menjadi hub pariwisata ASEAN, dengan menyasar langsung pasar Thailand dan Malaysia.
Langkah ambisius ini digerakkan oleh Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, yang menggandeng media digital nasional sebagai mitra komunikasi strategis. Kolaborasi ini bertujuan menciptakan kampanye promosi pariwisata yang tidak hanya luas jangkauannya, tetapi juga kontekstual, autentik, serta menyentuh langsung kehidupan masyarakat lokal.
Salah satu pendekatan yang diusung adalah community storytelling atau narasi berbasis komunitas. Melalui strategi ini, promosi wisata DIY akan menyoroti kekayaan hidden gem di berbagai desa wisata yang mengusung kearifan lokal. Wisatawan mancanegara tidak hanya diajak menikmati keindahan alam dan budaya, tetapi juga dipertemukan dengan nilai-nilai spiritualitas dan harmoni kehidupan masyarakat Jawa.
“Kami tidak hanya ingin menarik lebih banyak wisatawan, tetapi juga memastikan pengalaman mereka di Yogyakarta meninggalkan kesan mendalam, sekaligus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat lokal,” ujar Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, Ketua BPPD DIY, dalam keterangannya pada Jumat (18/7) di Yogyakarta.
Dalam upaya memperkuat daya saing, DIY juga mendorong konektivitas langsung lewat rute penerbangan dari Thailand dan Malaysia ke Yogyakarta. Fasilitas ini diharapkan menjadi pintu masuk utama menuju kawasan tengah dan selatan Indonesia, sekaligus memperlancar distribusi kunjungan wisatawan sepanjang tahun—terutama pada periode kunjungan rendah di awal dan akhir tahun.
GKR Bendara menekankan pentingnya pendekatan kolaboratif lintas sektor dalam membangun ekosistem pariwisata yang berkelanjutan. Menurutnya, promosi pariwisata masa kini tidak bisa lagi sekadar mengandalkan keramaian, tetapi harus mampu menciptakan perjumpaan yang bermakna antara tamu dan tuan rumah.
“Ini adalah paradigma baru dalam promosi pariwisata—tempat ekonomi bertemu ekologi, teknologi bertemu tradisi,” jelasnya.
Dengan visi dan pendekatan yang inklusif ini, sinergi antara BPPD DIY dan media digital nasional menjadi contoh konkret bagaimana strategi promosi bisa dibangun dengan keberpihakan pada nilai-nilai lokal sekaligus terbuka terhadap jejaring global.
Yogyakarta bukan hanya siap menyambut wisatawan ASEAN, tetapi juga siap mengukir masa depan pariwisata yang lebih sadar, berdaya, dan berkesinambungan.
(Herman)
Komentar
Belum ada komentar !