Workshop “Pulang ke Dalam Diri” Hadirkan Ruang Pemulihan Batin di Yogyakarta: Saatnya Menemukan Kembali Kompas Jiwa

Yogyakarta-Infonews871.com—

IMG-20250520-WA0021.jpg

Sebuah workshop reflektif bertajuk “Pulang ke Dalam Diri: Menemukan Kembali Kompas Jiwa” diselenggarakan di Sekolah Merdeka Yogyakarta (SMY),pada sabtu 17/5),menghadirkan ruang pemulihan batin dan refleksi diri bagi 20 peserta dari berbagai latar belakang profesi seperti akademisi, hotelier, banker, karyawan swasta, hingga ibu rumah tangga.

 

Dipandu langsung oleh pendiri SMY, Sumiyar Mahanani, ST, MM, yang juga merupakan trainer pengembangan diri, workshop ini dirancang sebagai perjalanan batin yang mendalam untuk membantu individu terhubung kembali dengan jati diri sejati mereka. Melalui rangkaian sesi kontemplatif, meditasi terpandu, dan dialog reflektif, peserta diajak menyelami suara hati, mengurai beban emosional, dan menemukan arah hidup yang lebih selaras dengan nilai serta tujuan pribadi.

 

“Workshop ini bukan sekadar pelatihan, melainkan ruang aman untuk saling berbagi, menerima, dan tumbuh bersama. Karena ketika seseorang sembuh, ia turut menyembuhkan dunia di sekitarnya,” ujar Sumiyar Mahanani.

 

Salah satu peserta, Ibu Suri, membagikan pengalamannya setelah mengikuti workshop. “Selama bertahun-tahun saya mengalami insomnia dan harus bergantung pada obat dari psikiater. Setelah mengikuti rangkaian workshop Pulang ke Dalam Diri, saya bisa tidur nyenyak tanpa obat. Ini adalah perubahan besar yang sangat saya syukuri.”

 

Program ini merupakan bagian dari workshop series berkelanjutan yang digagas oleh SMY, dengan mengangkat tema-tema berbeda seputar kesembuhan holistik dan pengembangan kesadaran diri. Workshop reguler dilaksanakan setiap bulan, namun dapat pula diselenggarakan setiap minggu atau secara privat untuk komunitas, instansi, maupun kelompok khusus, baik di SMY maupun lokasi yang disepakati bersama.

 

Melalui pendekatan yang hangat, inklusif, dan penuh penerimaan, “Pulang ke Dalam Diri” tak hanya menjadi ruang healing, namun juga wadah pembentukan sistem dukungan emosional yang berkelanjutan.(Hermàn)

Tags:
Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !