BANYUSARI-KARAWANG INFONEWS TERKINI- Solusi awal musim tanam padi sangat diperlukan untuk petani Desa Gempol Kolot, Kecamatan Banyusari Kabupaten Karawang yang terdampak Proyek BBWS BP.TUT 14, Mengingat roda perekonomian warga lebih banyak dari sektor pertanian.
Kepala desa Gempol kolot Nardi saat di hubungi via telpon mengaku sudah tahu keluhan para petani ini, Desa Gempol Kolot yang terdampak proyek BBWS BP.TUT 14. Pihaknya akan segera berkoordinasi dengan PPL untuk mencari solusi awal musim tanam padi. ”Untuk laporan resmi belum ada, tapi nanti kita koordinasikan ke PPL supaya ketemu. Persoalannya apa saja,” katanya kemarin (12/24).
Saat diminta pendapatnya dalam musyawarah dengar pendapat di aula kantor desa Gempol Kolot Petugas PPL UPTD Bidang Pengelolaan Pertanian Ahmad Busaeri,Diakui hampir seluruh wilayah di Desa Gempol Kolot Dan sekitarnya memang memasuki musim tanam padi. Meski belum semua petani menggarap sawah. ”Untuk yang tanam masih belum semua, rata-rata baru akan menyiapkan cuma memang seharusnya sekarang ini Di Bulan Desember itu Sudah Mulai Musim tanam,sedangkan air belum juga di alirkan Karna kendala adanya proyek BBWS,” ucapnya.
Indra Sugara,SH.Tokoh pemuda sekaligus Ketua Forum Masyarakat Tani Kecamatan Banyusari, dirinya yang juga merasa sebagai anak petani serta putra asli kelahiran Desa Gempol kolot ini merasa prihatin dengan kondisi para petani saat ini yang sedang dialami oleh para petani didesanya yang terdampak akibat dari adanya proyek BBW, menurut Indra seharusnya saat ini petani sedang menggarap sawah mereka untuk bekal hari raya yang diperkirakan akan jatuh pada bulan April 2024, "Kalau seperti ini bisa jadi petani didesanya akan mengalami masa paceklik saat desa lainnya sedang panen raya, ini sebenarnya yang harus kita sampaikan pada pihak Proyek BBWS dalam hal ini yaitu PT Nindya karya, Hari ini (12/24) saya coba kumpulkan para petani untuk mendengarkan keluhannya,yang nanti kita sampaikan dalam rapat terbuka yang akan kita gelar di Kantor Kecamatan Banyusari dan kita hadirkan para pemegang kebijakan," ujar Indra.
Hadir dalam acara dengar pendapat tersebut Bripka Agung Ginanjar Kanit Polsek Banyusari Tokoh Pemuda Tani Kecamatan Banyusari Kusnandar alias Kadir, Ketua Karang taruna Kecamatan Banyusari, Petugas PPL UPTD Bidang Pengelolaan Pertanian Kecamatan Banyusari Ahmad Busaeri,Para Petani Serta Tokoh Masyarakat Desa Gempol Kolit Kecamatan Banyusari Kabupaten Karawang.
Awal tanam memang diperkirakan akhir bulan ini (Desember 2023) ”Karena hujan belum pasti, sehingga belum berani mengawali. Ketika sudah tanam kebutuhan air jelas banyak,” imbuh Indra.
Melalui koordinasi itu diharapkan muncul solusi yang berpihak pada petani. Mengingat selama ini perekonomian warga Desa Gempol Kolot mengandalkan dari sektor pertanian. ”Paling tidak, PPL mengetahui sehingga bisa dilanjutkan, ada semacam solusi karena yang lebih tahu biasanya teman-teman PPL,” ujar Kadir Tokoh Pemuda Tani Kecamatan Banyusari.
Termasuk awal musim tanam, terkadang sudah ada waktu dan tempat tertentu yang lebih dulu tanam. ”Misalnya wilayah A sudah mulai, dilanjutkan desa lain. Intinya biar lebih enak bisa menyampaikan saat rapat nanti yang rencananya akan digelar pada Kamis 28 Desember 2023 di Kecamatan Banyusari,terkait musim tanam, tapi kadang ya begitu petani mengawali karena khawatir sawahnya nganggur,” beber Ahmad Busaeri
Seperti diketahui, Desa Gempol kolot, Kecamatan Banyusari berharap pemerintah mencari solusi untuk petani dampak pengerjaan proyek Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) BP.TUT 14 Ini setelah pasokan air dari saluran sekunder mandek sehingga petani tak bisa memulai tanam padi.
Meski sekarang sudah mulai turun hujan, namun tidak mencukupi untuk kebutuhan pengairan sawah para petani,terbukti, hampir semua sawah mengering bahkan sampai sebagiandesa yang ada di Kecamatan Banyusari ini. Selama ini, petani memang sangat menggantungkan pasokan air dari saluran sekunder yang ada.
Red : innews
Komentar
Belum ada komentar !