KEBAYA dan KITA: Kebudayaan adalah Wajah Indonesia

Yogyakarta, 24 Juli 2025 –

Infonews871.com-Lebih dari 2.000 peserta lintas usia memadati kawasan Candi Prambanan hari ini dalam rangka peringatan Hari Kebaya Nasional ke-2. Acara bertajuk Festival Kebaya ini bukan sekadar perayaan busana tradisional, melainkan menjadi momentum penting dalam meneguhkan kembali posisi Indonesia sebagai negara adidaya budaya.

Dalam sambutannya, Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D., tokoh nasional sekaligus penggagas berbagai forum kebudayaan internasional, menyampaikan bahwa kebudayaan adalah jantung dan roh dari bangsa Indonesia. “Jika Indonesia ingin menjadi negara kuat, adigung, adiguna, dan adidaya, maka budaya adalah platformnya,” tegasnya.

Menurut Wiendu, menjadikan Indonesia sebagai episentrum kegiatan peduli budaya, baik di ruang komunitas maupun panggung dunia, merupakan langkah strategis. Ia mencontohkan, sejak 1992, Yogyakarta telah menjadi tuan rumah berbagai forum budaya internasional seperti International Conference on Culture and Tourism (ICCT), World of Archaeological Wonder, Wisdom Forum, hingga World Culture Forum.

“Dan kalau kita bicara budaya, Yogyakarta adalah Ibu Kotanya,” ungkap mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa pengakuan dunia terhadap budaya Indonesia sudah sangat nyata. Hingga kini, Indonesia telah memiliki 10 Warisan Budaya Dunia versi UNESCO, termasuk Candi Prambanan (sejak 1991), dan 13 Warisan Budaya Tak Benda, salah satunya adalah Kebaya, yang diakui sebagai shared culture bersama empat negara sahabat: Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand pada 2022.

Uniknya, perayaan Hari Kebaya Nasional tahun ini mempertemukan dua elemen budaya dalam satu tempat: Warisan Budaya Tak Benda (Kebaya) dengan Situs Warisan Budaya Dunia (Candi Prambanan). Sebuah harmoni antara tangible dan intangible cultural heritage yang menggambarkan kekayaan kultural Indonesia.

Wiendu juga menegaskan pentingnya menyeimbangkan antara pelestarian budaya dan pembangunan ekonomi. “Keduanya tidak perlu dipertentangkan atau didikotomikan. Justru harus disinergikan. Di situlah kekuatan Indonesia,” ujarnya.

Di akhir pidatonya, Wiendu menyerukan semangat kepada seluruh perempuan Indonesia untuk terus mencintai budaya bangsa.

“Kebaya adalah wajah kita. Kebaya adalah sikap kita. Kehormatan kita. Identitas kita. Perempuan Indonesia bangga berkebaya"

Red : Herman

Tags:
Anda belum dapat berkomentar. Harap Login terlebih dahulu

Komentar

  • Belum ada komentar !