BANJARNEGARA,INFONEWS871 TERKINI - Dalam upaya meningkatkan kemampuan relawan dan masyarakat terutama di wilayah rawan bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara menyelenggarakan pelatihan Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Jitupasna) di Sasana Abdi Praja pada, Rabu (20/9/2023).
Pelatihan diikuti oleh 60 orang peserta dari berbagai unsur antara lain: lintas OPD/ lembaga pemerintah,kecamatan, perangkat desa,hingga tokoh masyarakat.
Pelatihan menghadirkan dua narasumber dari BPBD Kabupaten Cilacap yaitu Basuki Wibowo dan Hermawan,Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruks BPBDi Cilacap.Kelakhar BPBD Banjarnegara,Aris Sudaryanto, yang juga selaku keynote speaker mengatakan,pelatihan Jitupasna digelar sebagai upaya meningkatkan kompetensi SDM relawan terutama pasca terjadinya bencana.Menurutnya, bencana bisa mengakibatkan timbulnya korban jiwa,kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.
“Jitupasna adalah kegiatan pengkajian dan penilaian akibat,analisis dampak dan perkiraan kebutuhan pasca bencana, yang menjadi dasar bagi penyusunan aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi. Lewat pelatihan ini kader Jitupasna dilatih untuk melakukan analisis kerugian yang ditimbulkan akibat bencana,” kata Aris.
Di pilihnya narasumber dari Cilacap, kata Aris,karena BPBD Cilacap sudah lebih senior dengan SDM yang mumpuni,wilayah kerja yang luas,serta ancaman bencana yang lebih kompleks.
“BPBD Cilacap sudah berdiri sejak 2008,dan lembaganya langsung eselon II.Mereka punya banyak pengalaman dengan wilayah kerja luas,serta ancaman bencana lebih kompleks,” tutur Aris.
Sementara itu Asisten Pemerintahan dan Kesra Tursiman, mewakili PJ Bupati Banjarnegara,dalam sambutannya menjelaskan bahwa Banjarnegara 70% lebih wilayahnya merupakan daerah rawan bencana. Dari 266 desa dan 12 kelurahan,di antaranya memiliki wilayah resiko bencana, terutama tanah longsor dan pergerakan tanah.
“Pelatihan ini juga sebagai upaya bagaimana menurunkan tingkat resiko dan meminimalisir dampak dari adanya bencana kerusakan, kerugian, serta trauma psikologis para korban bencana,” ungkapnya
Lebih lanjut Tursiman menyampaikan bahwa salah satu unsur terpenting dalam penanganan adalah keakuratan informasi dan kecepatan tindakan. Dia berharap adanya pelatihan ini para peserta dapat menerapkan ilmu Jitupasna di lapangan dengan baik.
“Tentunya informasi yang lengkap terkait kerusakan, kerugian, dan kebutuhan pasca bencana begitu berarti bila disampaikan oleh seorang yang memiliki pengetahuan Jitupasna,” tegasnya.
Pada kesempatan itu,para peserta juga melakukan diskusi dan praktik analisa dan kajian (studi kasus bencana), sesuai materi yang disampaikan narasumber.Materi pertama dibawakan oleh Basuki Wibowo yaitu “Damage and Losses"Assessment (DaLa)”dan materi kedua “Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana”disampaikan Hermawan Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Cilacap.
Rep : F .Haris. Wiwid
Red : Madya
Komentar
Belum ada komentar !