BANJARNEGARA INFONEWS TERKINI -
Polemik dana bantuan kebencanaan yang terjadi pada tahun 2024 lalu, tepatnya pada bulan puasa sekira H-7 sebelum hari raya Idhul Fitri 2024 akhirnya terkuak.
Pada waktu peristiwa longsor tersebut menimpa 4 rumah yang dihuni 5KK di wilayah RT 002, RW 10, desa Punggelan Kec Punggelan Kab Banjarnegara.
Bantuan Bencana alam yang seharusnya diterima utuh sesuai apa yang sudah ditentukan, ternyata kini terkuak bahwa bantuan kebencanaan tersebut, diduga dimanipulasi datanya terkait jumlah bantuan oleh beberapa oknum pihak pelaksana dan beberapa oknum perangkat desa punggelan kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara.
Hal tersebut terkuak setelah beberapa warga penerima bantuan bercerita dan mengeluh kepada salah satu lembaga Sosial kontrol yaitu LSM GMBI distrik Banjarnegara
Mendengar kan beberapa keluhan warga masyarakat tersebut akhirnya Ketua LSM GMBI Geram, dan langsung segera meminta keterangan dari beberapa warga terdampak longsor yang pada waktu itu terjadi.
Ketua LSM GMBI distrik Banjarnegara pada Kamis(6/2/2025), saat ditemui wartawan mengungkapkan, bahwa pihaknya akan segera meminta klarifikasi dari pihak pemerintah desa Punggelan kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara, terkait apa yang menjadi keluhan warga.
Menurut Slamet bahwa apabila mencermati, "apa yang menjadi keluhan warga tersebut diduga ada beberapa oknum pelaksana kegiatan yang melakukan korupsi tentang Anggaran Dana bantuan kebencanaan yang terjadi sekira pada H min 7 Lebaran Idhul Fitri tahun 2024 lalu.
Kepada wartawan, Slamet juga menjelaskan bahwa, " pihaknya sudah berusaha menghubungi kepala desa Punggelan melalui pesan ataupun panggilan WhatsApp, dan sudah disepakati malam kamis diadakan pertemuan guna membahas polemik yang saat ini sedang terkuak.
Namun faktanya menurut keterangan dari kepala desa bahwa, pihaknya ada suatu keperluan atau kepentingan sehingga tidak bisa bertemu kami, dan akhirnya pihak kepala desa setelah dikonfirmasi ulang melalui pesan WhatsApp akhirnya mengirimkan pesan WhatsApp ke kami dengan jawaban,
"Mas saya masih di Purwokerto,"ya terserah njenengan Monggo," ungkap Slamet.
Dan ini juga sangat disayangkan ketika hali ini mencuat, ternyata diduga ada beberapa pihak oknum perangkat desa termasuk didalamnya ada oknum TPK yang memarahi seorang RT yang sedang mengeluhkan terkait dana kebencanaan yang menimpanya pada tahun lalu itu.
Dan menurut Slamet bahwa keterangan dari Riyanto ketua RT tersebut bahwa ke empat oknum perangkat desa tersebut menyalahkan Riyanto.
Karena menurut sang oknum bahwa sang oknum tersebut kepada Riyanto mengatakan "mengapa bukan melapor kepihak desa malah mengadukan ke pihak Sosial Kontrol LSM GMBI,"kata Riyanto kepada Slamet.
Dan menurut saya apa yang dilakukan Riyanto wajar, sebab Riyanto menyampaikan keluhannya kepada LSM GMBI karena kami kan selaku Sosial kontrol.
Bahkan terkait genteng sebelumnya belum disosialisasikan terlebih dahulu dan tiba tiba disuruh di ambil namun suruh membayar oleh oknum TPK.
Nah maka dari itu saya berharap agar para pemangku kebijakan yang ada di Banjarnegara, untuk segera mencopot TPK desa punggelan, dan beberapa pihak yang terlibat dalam permasalahan yang menyangkut keuangan negara, karena apabila ini terus dipertahankan maka mau dibawa kemana punggelan,"tegas Slamet.
karena di era saat ini semua harus bersih bersih,sehingga di pemerintahan desa punggelan bersih dari para oknum tikus tikus kantor, dan sudah saatnya Punggelan ber bebenah diri.dan juga di desa kan ada BPD, nah ini kemana BPD nya dan sejauh mana kinerja BPD nya.
Tidak sampai disitu awak media akhirnya menemui salah satu ketua RT002 / RW 10 Bernama Riyanto dirumahnya yang pada waktu itu adalah lokasi bencana yang dulu terjadi.
Riyanto ketua RT 2 RW 10 pada saat ditemui wartawan mengungkapkan, " pada waktu bulan puasa seminggu sebelum lebaran sekira jam 08.00 malam rumahnya amblas sekira 70an cm,
Mengenai bantuan memang semuanya ada ,"baik itu makanan instan maupun lain lainnya, seperti kasur dan lain lainnya, bahkan peralatan rumah tangga juga ada.
Riyanto pun kepada wartawan juga menjelaskan, bahwa yang terdampak saat itu ada 4 rumah 5 KK,"memang waktu itu saya menerima senilai Rp 12 juta namun diminta kembali, oleh oknum TPK pihak desa, "setelah itu saya hanya menerima berupa matrial Habel10 kubik, besi uk 8 sebanyak 50 batang, dan besi uk 6 sebanyak 20 batang, semen 5 sak dan kalau soal genteng kami dipinjami sama orang,"ungkap Riyanto.
Saya selaku penerima memang sangat berterima kasih, namun kan saya ingin mengetahui berapa sih nilainya yang di beli karena pada waktu uang sudah saya terima diminta lagi, "dan saya hanya di beri matrial yang sudah saya jelaskan tadi,"tuturnya.
Selanjutnya awak media juga berusaha menghubungi pihak desa melalui pesan WhatsApp,pada Kamis (6/2/2025) dan pihak kepala desa kepada wartawan menjelaskan, "bahwa pihaknya sedang ada acara di kantor pengadilan.
Menyikapi hal tersebut maka awak media dan LSM GMBI berharap agar Pihak terkait turun tangan langsung menyikapi sepak terjang oknum perangkat yang diduga sering melakukan manipulasi data keuangan di desa Punggelan kecamatan Punggelan Banjarnegara
Red : Innews &tim
Komentar
Belum ada komentar !