

Sleman -Infonews871.com-
Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, Yaya

san Kiwari menggelar acara peringatan yang berlangsung khidmat dan penuh makna di Pondok Pesantren Lansia "Ma'rifathullah,sragan Banaran Kalurahan Sendang Mulyo,Minggir Sleman pada Sabtu, 6 Juli 2025. Acara yang dihadiri berbagai tokoh masyarakat ini menjadi wadah refleksi sekaligus penguatan spiritual bagi para santri, orang tua, dan masyarakat sekitar.
Ketua panitia, Supriadi, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
"Alhamdulillah, Allah SWT telah mempertemukan kita dalam momen penuh berkah ini. Kami mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak/Ibu semua. Mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyambutan dan pelaksanaan acara," ujarnya.
Supriadi menegaskan, peringatan Tahun Baru Hijriah bukan sekadar seremonial, tetapi momentum untuk memperdalam makna hijrah dalam kehidupan. Ia juga memohon doa restu atas pengembangan Pembangunan Pondok Pesantren Lansia "Ma'rifatullah" dan panti Pesantren Yatim yang dikelola Yayasan Kiwari.
"Saat ini, kami juga tengah mengembangkan pemulyaan lahan pangan thayyibah seluas 6.600 m² di Desa Sendangmulyo. Semoga semua berjalan lancar dan membawa manfaat," tambahnya.
Lurah Sendangmulyo, Budi Susanto, turut memberikan apresiasi kepada Yayasan Kiwari atas peran aktifnya dalam penguatan pendidikan dan sosial kemasyarakatan.
"Kami sangat mendukung kegiatan ini. Semoga menjadi berkah dan mempererat sinergi antara lembaga keagamaan dan masyarakat," ungkap Budi.
Sementara itu, tokoh masyarakat H. Kasturi dalam sambutannya berbagi tiga kisah inspiratif. Ia mencontohkan perjuangan atlet voli nasional Megawati, wartawan Mohammad Tabrani yang mencetuskan istilah "Bahasa Indonesia," serta pendiri Desa Bahasa di Borobudur.
"Ketiganya mengajarkan kita bahwa latar belakang bukan penentu masa depan. Yang penting adalah semangat, karakter, dan kemauan untuk terus belajar. Anak-anak kita bisa menjadi apa saja jika diberi ruang dan didampingi dengan kasih sayang," tegasnya.
Kehadiran tokoh lintas agama, Dr. Yusuf Langke, menambah kekuatan pesan kebersamaan dalam pendidikan.
"Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Pesantren seperti ini memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moral generasi muda. Saya sangat mendukung pendekatan pendidikan yang menekankan keteladanan dan nilai kehidupan," kata Yusuf.
Puncak acara diisi ceramah oleh K.H. Habibullah yang mengingatkan pentingnya memaknai 10 Muharram sebagai Hari Asyura, sebuah hari bersejarah dalam perjuangan umat Islam. Ia menekankan tiga hal utama: pentingnya amal jariah, kewaspadaan terhadap godaan setan, serta kekuatan doa dan istiqomah.
"Jangan hanya semangat di awal, tapi harus kuat sampai akhir. Hidup penuh ujian, tapi orang yang istiqomah pasti akan ditolong oleh Allah," pesan Kiai Habibullah.
Di akhir ceramah, beliau mengajak seluruh jamaah untuk memperbanyak amal, wakaf, dan memperkuat doa di tahun baru ini.
"Semoga langkah kita menjadi amal jariah yang pahalanya terus mengalir hingga akhirat," tutupnya.
Acara ditutup dengan doa bersama, membawa harapan agar Tahun Baru Hijriah ini menjadi titik awal bagi kebaikan dan keberkahan yang terus bertumbuh di lingkungan Pesantren Ma'rifatullah dan masyarakat sekitar.
(Herman)
Komentar
Belum ada komentar !