TEMANGGUNG-INFONEWS TERKINI - Penceramah asal wonosobo membuat para tamu dan undangan yang hadir terlena dan terbawa saut menyaut mengikuti ceramahnya. Bak gayung bersambut. Sederhana dan hampir tanpa dalil kitab namun hal ini justru sangat dinikmati oleh peserta pengajian.
Iringan musik rebana dari group Nawaitu mengiringi pengajian sebagai jeda selingan melepas kebosanan dalam ceramah membuat pengunjung hilang rasa lelah dan ngantuk.
Banyak orang yang tidak sadar kakinya bergoyang goyang menikmati musik rebana yang full bas dan merdu. Namun panitia tidak mengijinkan peserta untuk berjoget karna ini acara pengajian. Namun dari kejauhan tetap nampak beberapa anak muda tidak bisa menyembunyikan nalurinya berjoget kecil sambil melirik takut kena tegur
Dalam ceramahnya Kiyai Muhammad Asep dari Wonosobo mengatakan
"Wahai para istri. Senangkanlah suamimu sebelum dia mati. Dia punya otak kecil namun beban yang dia pukul begitu besar.
Begitulah salah satu ulasan yang diberikan oleh kiyai Muhammad Asep dari wonosobo.yang berambut gondrong ini membuat yang hadir dalam acara pengajian kampung kecil Legoksari Paponan ini dibuat terpingkal pingkal oleh gaya ceramahnya yang kocak.
Tak heran kendatipun malam telah larut namun mata para pengunjung tetap tegar dan segar serta serius dalam mendengarkan ceramah keagamaan.
bahkan dalam acara tersebut hampir tidak ada kursi kosong yang ditinggalkan oleh pengunjung hingga akhir pengajian.
Gaya yang kocak ini membuat orang orang seolah lengket dengan kursinya dan enggan beranjak dari tempat duduknya.
Itulah pengajian yang digelar pada tasyakuran rutin Grumbul legok sari hari senin 9 Oktober kemaren,dan acara tasyakuran ini digelar sebagai wujud syukur warga kampung tersebut bahwasanya dulunya kampung kecil yang tertinggal kini berubah jadi pemukiman padat dengan akses jalan yang sudah bisa dilewati mobil.
Mantolo tokoh masyarakat legok sari mengatakan,kampung ini dulunya hanya memiliki jalan setapak yang hanya bisa dilalui pejalan kaki dan kendaraan kecil. dan kini atas kegigihan sesepuh kampung bapak Mantolo beserta beberapa warga menata dan memperjuangkan akses jalan besar.
Dari akses tersebut menimbulkan keramaian kampung. Maka dari itulah atas rasa syukur yang mendalam diabadikan dan diperingati tiap tahunnya dengan menggelar tasyakuran.
Acara tersebut kendatipun tidak dihadiri oleh pejabat daerah dan hanya pejabat desa dalam hal ini lurah desa tersebut namun tidak kalah ramai dan meriah dibanding pengajian akbar pada umumnya. Antusias warga dari seluruh kalangan hadir bersama. Suasana damai dan penuh keakraban betul betul dirasakan oleh mereka.
Yani seorang ibu rumah tangga saat di konfirmasi media menuturkan bahwa acara tersebut sangat berkesan dan menjadi sebuah pengalaman dan ilmu ilmu tentang keagamaan dan bermasyarakat.walau dalam penyampaian ceramahnya agak sedikit humor namun sangat berarti.bagi semua "ujarnya.
Selanjutnya Yanto pun kepada infonews juga menjelaskan "memang dalam penyampaian ceramah lain dari pada yang lain penuh humor dan sindiran sindiran yang mengena serta membangkitkan warga dalam memajukan lingkungan dan perbaikan diri guna meningkatkan ibadah.
kampung kecil legoksari desa paponan kecamatan kledung menggelar tasyakuran tiap tahun berturut turut. Lingkungan kecil yang rata rapa penduduknya berpenghasilan kecil namun dalam hal kebajikan dan kerukunan bisa jadi contoh daerah lain" pungkas Yanto.
Editor : Wg
Rep : Riyanto
Red : Madya
Komentar
Belum ada komentar !