
Bandung,Jawa Barat,Infonews
Ratusan dosen dari berbagai penjuru Indonesia berkumpul dalam kegiatan pengabdian masyarakat kolaborasi yang digagas oleh Universitas Persada Indonesia Y.A.I Jakarta. Sebanyak 150 dosen dari 67 perguruan tinggi negeri dan swasta turut ambil bagian dalam kegiatan yang dirancang khusus untuk menjawab kebutuhan masyarakat desa.
Desa Wisata Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, berubah menjadi pusat pembelajaran dan pemberdayaan selama dua hari pada tanggal 12 hingga 13 September 2025. Selama dua hari, para dosen menyatu dengan kehidupan warga menginap di homestay milik penduduk dan berinteraksi langsung dengan komunitas lokal yang menjadi sasaran program pemberdayaan.
Fokus utama kegiatan ini adalah menguatkan sepuluh kelompok masyarakat yang menjadi penggerak utama kehidupan sosial dan ekonomi Desa Parengan.Adapun kelompok tersebut meliputi para ibu anggota PKK, pelaku UMKM dodol stroberi,
pengrajin kopi dan bandrek, pengelola taman bacaan masyarakat, kader posyandu, guru PAUD dan TK, petani sayuran, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), pengelola
homestay, dan Karang Taruna.Masing-masing kelompok mendapat pendampingan dari tim dosen lintas universitas dan lintas disiplin ilmu. Para dosen tidak hanya menyampaikan materi
atau pelatihan teknis, tetapi juga membangun dialog aktif untuk menggali potensi,
merumuskan kebutuhan riil, serta mencari solusi yang kontekstual dan aplikatif.
Adapun pihak pelaksana pengabdian masyarakat kolaborasi Direktur LPPM Universitas Persada Indonesia Y.A.I, Dr. Sularso Budilaksono,M.Kom, Mengatakan bahwa kegiatan ini dirancang bukan hanya sebagai acara semesteran semata, tetapi sebagai bentuk kolaborasi jangka panjang yang berorientasi pada
hasil nyata. Desa Patengan direncanakan menjadi desa binaan, dengan skema pendampingan berkelanjutan dan pelibatan mahasiswa dalam program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Tak hanya itu, kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas kampus dapat menjangkau masyarakat dengan lebih efektif ketika dilakukan secara terstruktur ,melibatkan
partisipasi aktif warga, serta diarahkan pada penguatan kampus-kampus di Indonesia bersatu dalam satu tujuan mulia untuk mengabdi dan menginspirasi masyarakat. Karena Pendekatan partisipatif ini menjadikan masyarakat sebagai subjek utama dalam proses pemberdayaan bukan sekadar penerima bantuan. Dalam kelompok PKK, para ibu dilatih untuk meningkatkan keterampil manajemen rumah tangga, mengenali isu-isu kesehatan keluarga seperti pencegahan stunting.
Sementara para pelaku UMKM dodol stroberi mendapatkan pelatihan pengemasan,promosi, hingga pemasaran digital agar produknya dapat menjangkau pasar lebih luas. Para pengusaha pengusaha kopi dan bandrek diajak memperbaiki kualitas rasa dan tampilan
produk, sekaligus mengenal peluang kemitraan bisnis. Di sisi lain, para petani sayur
diberikan pemahaman tentang pertanian organik, penggunaan pupuk alami, serta
teknik pascapanen yang efektif untuk meningkatkan nilai jual.
Kelompok Pokdarwis dan pengelola homestay mendapatkan bimbingan langsung
mengenai manajemen pariwisata desa, peningkatan layanan tamu, penggunaan
media sosial untuk promosi, serta pengembangan paket wisata berbasis
pengalaman lokal. Sedangkan para kader posyandu diperkuat dengan pelatihan pencatatan
data berbasis aplikasi sederhana dan edukasi kesehatan balita. Sementara Karang Taruna sebagai generasi muda serta penguatan peran mereka
dalam menggerakkan komunitas desa melalui platform-platform teknologi."Ungkap Dr.Sularso Budilaksono,M.Kom.
Kepala Desa Patengan, Asep Kurniadi, menyambut program ini dengan antusias. Beliau
menyampaikan rasa bangga karena desanya menjadi tuan rumah kegiatan
kolaboratif nasional, yang dampaknya tidak hanya dirasakan secara fisik, tetapi juga
secara psikologis dan sosial oleh warganya.
EGHI
Komentar
Belum ada komentar !